SELAMAT DATANG DI WEB SD N 1 SINDANG KOORWILCAM DINDIKBUD MREBET KABUPATEN PURBALINGGA

Ayo Sekolah Untuk Masa Depan

Sekolah Pondasi Negara

Kamis, 02 Februari 2023

Artikel Guru


Cooperative Learning Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Peserta Didik dan Pembentukan Karakter

Assalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatu

       
Yogi Prananta Asianto, S.Pd.

         Peserta didik kelas VI SD Negeri 1 Sindang sangat menyukai kegiatan yang dilakukan dengan praktik secara langsung karena sebagian besar peserta didik model atau gaya belajar dengan model audio visual dan praktik. Guru sebagai fasilitator dalam rangkaian pembelajaran sangat berperan dalam menggali model atau gaya belajar dari peserta didik. Model belajar peserta didik yang diterapkan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan bakat, minat dan potensi setiap individu peserta didik. Salah satu bentuk model belajar yang diterapkan pada kelas VI SD N 1 Sindang  yaitu model pembelajaran cooperative learning. Pada materi tema 7 mata pelajaran SBdP yaitu tari kreasi berkelompok para peserta didik sangat antusias dalam memperagakan tari kreasi berkelompok tersebut. 

     Menurut Ranuh (2008), cooperative learning atau pembelajaran kooperatif memiliki arti bersifat kerja sama atau saling membantu. Kemudia menurut Arends (2012), cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok dengan keanggotaan heterogen atau disesuaikan dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda. Untuk tugas yang diselesaikan dengan berkelompok, peserta didik akan bekerja sama antar satu sama lain untuk memahami materi pembelajaran dan untuk mencapai tujuan bersama. 

Menurut Stahl (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) ciri – ciri model pembelajaran kooperatif adalah:

  1. Belajar bersama dengan teman 
  2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman 
  3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok 
  4. Belajar dari teman sendiri dalam berkelompok 
  5. Belajar dalam kelompok kecil 
  6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat 
  7. Keputusan tergantung pada siswa sendiri 
  8. Siswa aktif 

  Pada dasarnya model kooperatif learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (Isjoni, 2014) yaitu:
  1. Hasil belajar akademik dalam model kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa dalam belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar
  2. Penerimaan terhadap perbedaan individu tujuan lain model kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidak mampuannya. 
  3. Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga model kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Gambar 1. Tari kreasi
     Dalam menggunakan model pembelajaran cooperative learning sorang guru juga harus preventif terhadap kesiapan setiap peserta didik dalam kegiatan kerja sama yang dibuat. Sehingga setiap kelompok dapat maksimal dalam melakukan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kondisi psikis setiap peserta didik, minat, potensi, minat peserta didik. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam akan sangat meriah dan diskusi dua arah, jika terjadi kerjasama antar peserta didik maka akan membiasakan mereka dalam hal musyawarah untuk mencapai mufakat. Kegiatan seperti akan memunculkan jiwa kepemimpinan dan berani untuk menyampaiakan pendapat dengan berani menerima resiko pendapat mereka dapat diterima atau tidak dalam sebuah musyawarah. Proses kerjasama dalam kelompok kecil akan melatih keterampilan berbicara didepan banyak orang dan meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik. Selain itu melatih berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang harus diselesaikan secara bersama untuk mencapai tujuan bersama. Pentingnya pembiasaan sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi dalam suatu perbedaan sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi generasi yang selalu memikirkan dampak panjang dari suatu keputusan yang diambil.

   Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Lungdern, (1991)yang menyatakan bahwa kelebihan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya: 
  1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 
  2. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 
  3. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasan serta menerima segala perbedaan. 
  4. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. 
  5. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan social. 
  6. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. 
  7. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata. 
  8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan member rangsangan untuk berpikir.
Gambar 2. Tari kreasi
       Model ini sangat bagus karena komunikasi antar siswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas. Siswa yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain. Bagi siswa yang pandai, cara ini menjadi sarana untuk menanamkan karakter peduli, tenggang rasa, sifat berbagi, bertanggungjawab kepada teman sejawat, dan melatih kemampuan berkomunikasi. Secara tidak langsung, melalui aktivitas ini, siswa yang pandai akan memperdalam dan memperluas pengetahuannya, dia akan belajar lebih keras agar bisa lebih baik menjelaskan kepada teman di kelompoknya.

        Model pembelajaran ini sangat menunjang kebijakan zonasi karena siswa pandai tidak menumpuk pada satu sekolah, akan tetapi menyebar ke berbagai sekolah di mana siswa tersebut bertempat tinggal. Tentu ini akan mempermudah bagi sekolah untuk menerapkan model cooperative learning (pembelajaran kooperatif). Cooperative learning juga sangat ampuh untuk membentuk karakter anak kita, baik karakter moral, karakter kinerja, karakter relasional, maupun karakter spiritual (Jhonson). Pendapat bahwa sekolah/madrasah menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter dapat kita praktikkan dengan baik dan nyata. Bahwa pendidikan bukan hanya mencari ilmu, tetapi juga mencetak generasi hebat, dapat kita persiapkan dengan sebaik-baiknya serta dapat realisasikan.


Penulis : 
Yogi Prananta Asianto, S.Pd.
Guru Kelas VI
SD N 1 Sindang

Wassalamaualaikum Warohmatulohi Wabarokatu


Site Search

 

Artikel Terkait :

Pengikut

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Alamat : Sindang RT 002 / RW 001 Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga Peta Lokasi :

SD NEGERI 1 SINDANG